Advertisement
Penyebab Pemain Jepang Bersihkan Ruang Ganti setelah Tersingkir dari Piala Dunia

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Jepang benar-benar memikat banyak orang di Piala Dunia 2018. Mereka tampil tak kenal takut meski harus kalah 2-3 dari Belgia di 16 besar dan para pemain Samurai Biru bersikap sangat terpuji.
Meski dalam kondisi patah hati gagal menang setelah unggul 2-0, skuat Jepang menyempatkan waktu membersihkan ruang ganti yang mereka tempati di Rostov Arena. Ruangan tersebut pun bersih seperti sebelum mereka pakai.
Advertisement
Samurai Biru lantas membubuhkan kata-kata berbahasa Rusia, Spasibo, yang berarti terima kasih. Bukan hanya tim Jepang, pendukung tim Negeri Sakura juga melakukan hal serupa di tribune penonton Rostov Arena.
Sejak fase grup, fans Samurai Biru telah menyedot perhatian karena dengan ikhlas memunguti sampah di tribune stadion seusai menyaksikan tim kesayangan. Aksi serupa dilakukan setelah Jepang tersingkir dari Piala Dunia karena takluk 2-3 dari Belgia. Pendukung Samurai Biru memungut satu per satu sampah di sekitar tempat duduk mereka untuk dimasukkan dalam karung.
Tak sedikit yang masih berurai air mata ketika memungut sampah-sampah tersebut.
“Ini fans Jepang yang hatinya remuk setelah kalah dari Belgia di Piala Dunia. Tim membersihkan ruang ganti dan suporter membersihkan tempat duduk di tribune penonton. Kebudayaan tradisional yang bisa kita pelajari dan dipakai sebagai referensi,” ujar Steven Nabil salah satu jurnalis yang meliput laga Jepang versus Belgia di Rostov Arena, seperti dikutip pedestriantv.com.
Kultur Masyarakat
Kebersihan sudah menjadi kultur dalam kehidupan sosial masyarakat Negeri Sakura.
Empat tahun lalu di Brasil, suporter Jepang menjadi tajuk utama di beberapa media lantaran. Entah kesebelasan Blue Samurai kalah, imbang, atau menang, para pendukung selalu memungut sampah dan membersihkan kotoran yang berserakan di tribune.
“Ini bukan hanya budaya sepak bola Jepang, tetapi budaya masyarakat Jepang secara keseluruhan,” ujar jurnalis yang punya segudang pengalaman meliput sepak bola di Jepang, Scott McIntyre kepada BBC.
Scott pergi ke Rusia untuk mengover pertandingan Samurai Biru dan tak terkejut dengan kedisiplinan orang-orang dari Negeri Sakura.
“Sepak bola adalah cermin dari kebudayaan dan aspek terpenting dari masyarakat Jepang adalah memastikan semuanya bersih.”
Menurut dia, kebiasaan hidup bersih itu sudah ditanamkan sejak anak-anak. Di Jepang jika ada orang luar negeri yang meninggalkan botol bekas minuman atau bungkus makanan di stadion, penonton lokal bakal langsung menegurnya.
“Orang Jepang akan menepuk pundak si pembuang sampah dan mengatakan mereka harus membawa sampah itu ke rumah atau membuangnya ke tempat sampah, yang penting tidak meninggalkannya di stadion,” ucap Scott.
Para pemain muda di Jepang juga dididik hidup bersih.
“Di sekolah, perilaku dasar yang terus diajarkan adalah bersih-bersih setelah pertandingan. Perilaku itu kemudian menjadi kebiasaan di seluruh masyarakat.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

BMKG Minta Warga Poso Tingkatkan Kewaspadaan Seusai Terjadi 113 Gempa Susulan
Advertisement

Agenda Wisata di Jogja Pekan Ini, 26-31 Juli 2025, Bantul Creative Expo, Jogja International Kite Festival hingga Tour de Merapi 2025
Advertisement
Berita Populer
- Transporter di Gunungketur, Kota Jogja Diikutkan BPJS Ketenagakerjaan
- Polres Bantul Bantu Warga Atasi Kekeringan di Trimurti, 300 KK Terdampak
- Ditinggal Menghadiri Acara Silat, Warga Sragen Kehilangan Laptop di Indekos Gunungkidul
- Truk Boks Seruduk Tronton Sedang Berhenti di Jalan Daendels Kulonprogo, Dua Orang Terluka
- JCW Desak Kejati DIY Tetapkan Tersangka Korupsi Pengadaan Bandwidth dan Sewa DRC Sleman
Advertisement
Advertisement