Advertisement

Buntut Kampanye Hamilton, Formula 1 Larang Pembalap Memakai Kaus dengan Pesan Politik

Newswire
Senin, 28 September 2020 - 07:37 WIB
Budi Cahyana
Buntut Kampanye Hamilton, Formula 1 Larang Pembalap Memakai Kaus dengan Pesan Politik Lewis Hamilton - Reuters/Aly Song

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA - Formula 1 mengeluarkan aturan cara berpakaian para pembalap sebelum dan setelah lomba. Kaus berpesan kampanye tertentu dilarang di podium.

Lewis Hamilton mengenakan kaus pendek hitam di Grand Prix Tuscan dua pekan lalu yang bertuliskan "Tangkap polisi yang membunuh Breonna Taylor" di bagian depan dan foto dari petugas medis berkulit hitam yang menjadi korban dengan tulisan "Sebut namanya".

Advertisement

Taylor terbunuh oleh petugas kepolisian yang mendobrak pintu rumahnya di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat pada Maret.

Pebalap Mercedes dan juara dunia enam kali itu kerap memakai kaus bertuliskan Black Lives Matter dan berlutut di antara pebalap lainnya di prosesi resmi F1 yang mempromosikan pesan anti rasisme sebelum lomba.

Aturan dari penyelenggara mengharuskan para pebalap mengenakan kaus hitam bertuliskan "Akhiri Rasime" di aktivitas pralomba sebelum lagu kebangsaan tuan rumah dikumandangkan.

FIA, mengatakan para pebalap masih diizinkan untuk bersikap sesuai keinginan masing-masing namun harus sesuai dengan prinsip-prinsip dasar statuta FIA.

Sikap yang disarankan seperti berlutut atau berdiri dengan lengan tersilang atau kepala tertunduk.

Setelah lomba, tiga pebalap terdepan harus tetap mengenakan baju balap mereka tertutup hingga bagian leher, tidak boleh terbuka hingga bagian pinggang, hingga prosesi formal usai.

Hal itu termasuk ketika sesi wawancara ketika keluar dari mobil dan upacara di podium.

Setiap pebalap yang menyelesaikan lomba juga harus tetap mengenakan seragam tim hingga sesi wawancara dengan televisi.

Hamilton, satu-satunya pebalap berkulit hitam di grid F1 saat ini, mengatakan pada Kamis bahwa dia tidak akan berhenti mengampanyekan kesetaraan rasial dan tetap mengumandangkan sejumlah isu yang menjadi perhatiannya.

Dia sadar jika FIA memiliki batasan tersendiri dalam cara kerja mereka.

"Orang-orang bilang olah raga bukan tempat untuk politik. Pada akhirnya ini adalah isu hak asasi manusia dan menurut saya ini adalah sesuatu yang kita harus dorong ke depan," kata Hamilton.

"Banyak aturan telah ditulis untuk saya selama beberapa tahun terakhir dan itu tidak akan menghentikan saya."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Mendag Sebut Kemendag Tak Tinggal Diam Mengetahui Perdagangan Pakaian Bekas Impor Kembali Marak

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 14:47 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement