Advertisement
Perjuangan Igsa Peraih Perunggu Cabor Jujitsu PON 2024: Rela Pindah KTP, Tahan Capek dan Kantuk Saat Kuliah

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Igsa Agista Wibi Rachmadanty, mahasiswa Keperawatan UMY berhasil menyumbangkan medali perunggu untuk cabor seni bela diri asal Jepang, Jujitsu di PON 2024. Igsa membagikan perjuangannya hingga bisa lolos di PON bahkan meraih medali perunggu.
Sebagaimana yang dirilis UMY, Igsan mengikuti PON dan meraih perunggu ini bukan tanpa hambatan. Ia harus melewati beberapa tahapan dan proses yang panjang hingga satu tahun lamanya, mulai dari babak kualifiikasi serta sejumlah try ou yang harus dilalui. “Ikut PON itu tidak serta merta dari latihan langsung masuk PON. Ada beberapa tahapan yang harus dilalui," katanya dikutip Rabu (25/9/2024).
Advertisement
BACA JUGA : Ini Strategi KONI DIY Agar Melampaui Target Raihan Medali di PON Aceh-Sumut
Sebelumnya ia sempat mengikuti beberapa kejuaraan yang mengantarkan dirinya dalam meraih prestasi dan medali pada setiap kejuaraan. Sempat meraih Medali Perunggu pada Asian Regional Championship di Bali 2024. Meraih Medali Emas pada Kejuaraan Spring Roll Open Tournament Jakarta 2024. Ini merupakan bagian dari proses Igsa untuk menuju PON 2024.
Selain itu Iqsa rela memindahkan kependudukan Kartu Keluarga (KK) nya dari Jawa Tengah ke DIY demi mengikuti PON 2024. Dalam perjuangannya meraih medali pada PON 2024 juga tidak terlepas dari semua dukungan keluarga, teman bahkan pengurus serta pelatih.
“Awalnya ada sedikit kendala, tapi setelah saya jelaskan tentang PON ke orang tua, dukungan mereka benar-benar full. Segala keputusan saya didukung untuk PON ini. Teman-teman banyak yang support, kalau saya lagi berangkat lomba mereka bisa handle dan tahu pembagian tugasnya untuk saya. Kalau PBJI DIY mendukung semua atlet untuk maju ke PON, Kejurnas, BK PON baru PON,” katanya.
Ia sempat merasa kesulitan dalam membagi waktu kuliah dan latihan, namun dapat ia atasi berkat manajemen waktu yang baik. "Pembagian waktu kuliah dan latihan cukup efisien. Biasanya pagi sampai sore itu kuliah, lalu malamnya latihan dari jam 7 sampai 10 malam. Hal itu saya lakukan berulang setiap Senin sampai Jum’at. Walaupun kendalanya besok pas kuliah rasanya capek dan ngantuk, tapi itu konsekuensi yang harus saya hadapi,” katanya.
Sebenarnya Igsa cukup menyayangkan masa-masa kuliahnya, seharusnya ia bisa seperti teman-temannya dalam mengikuti organisasi dan kepanitiaan. Namun dengan menekuni bela diri Jujitsu dirinya merasa aktivitas seputar kampus sudah tergantikan dan terisi kesibukannya dengan Jujitsu.
BACA JUGA : Tim Sepak Bola Putri DIY Ditahan Imbang Kaltim di PON XXI
Bahkan ia mengatakan motivasi mengikuti Jujitsu merupakan bagian dari dirinya dan ia juga belum tentu tahu kegiatan apa yang harus dilakukan selain Jujitsu. “Sebagian dari diri saya sudah seperti Jujitsu itu tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Soalnya kalau saya tidak Jujitsu ngapain selain kuliah. Setengah perjalanan saya juga sudah masuk ke Jujitsu,” ujarnya.
Ke depannya Igsa juga berencana akan mempersiapkan untuk kembali terjun dalam kejuaraan Jujitsu di Yogyakarta dan mendapatkan hasil yang terbaik. “Setelah PON ini istirahat dulu dan mungkin untuk tahun depan bakal ikut Kejuaraan Daerah DIY, pastinya dengan harapan mendapat hasil yang maksimal,” kata Igsa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Penerima Bansos Terlibat Judol, Wakil Ketua MPR: Layak Diganti
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- PLS Harus Edukatif dan Menyenangkan, Tak Boleh Ada Kekerasan dan Perpeloncoan
- Sarasehan Hari Jadi ke-194, Bupati Singgung Bantul Masuk 4 Besar Kabupaten Paling Maju Versi BRIN
- Sempat Tertahan di Taiwan, Jasad PMI Asal Paliyan Akhirnya Bisa Dipulangkan ke Gunungkidul
- TPS3R Potorono Resmi Beroperasi, Bupati Bantul: Kita Harus Selesaikan Masalah Sampah!
- Ratusan Ribu Penerima Bansos Terindikasi Terlibat Judi Online, Ini Komentar Sosiolog UGM
Advertisement
Advertisement