Advertisement

Indonesia Vs Irak, Laga Hidup Mati di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Newswire
Sabtu, 11 Oktober 2025 - 11:47 WIB
Abdul Hamied Razak
Indonesia Vs Irak, Laga Hidup Mati di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Pesepak bola Timnas Indonesia Jay Noah Idzes (kiri) berebut bola dengan pesepak bola Arab Saudi Hassan Al Tambakti (kedua kiri) pada pertandingan putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia di Stadion King Abdullah Sport City, Jeddah, Arab Saudi, Rabu (8/10/2025). ANTARA FOTO/HO-PSSI/mrh - foc.

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Laga Timnas Indonesia vs Irak menjadi pertandingan hidup mati bagi tim Garuda untuk bisa lolos ke tahap berikutnya pada Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Kesempatan Timnas Indonesia memang akan selalu datang, tapi jalan yang sudah terlalu jauh dilalui akan terlalu sayang jika tak diakhiri dengan hasil cemerlang. Dalam olahraga, hasil cemerlang itu adalah kemenangan. Tak ada pemain atau tim yang ditulis tebal-tebal oleh tinta emas sejarah olahraga kecuali kemenangan dan keberhasilan.

Advertisement

Dalam konteks Kualifikasi Piala Dunia 2026, jalan yang sudah terlampau jauh diayunkan itu adalah apa yang sudah dilewati timnas sepak bola Indonesia sejauh ini. Garuda adalah satu-satunya tim putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia yang memulai petualangan dari babak pertama.

Rizki Ridho cs masuk putaran kedua sebagai salah satu tim berperingkat paling rendah. Apalagi pada putaran ketiga saat mereka menjadi tim dengan peringkat FIFA terendah di antara 18 tim Asia yang bertahan di babak ini.

Ternyata si paling rendah berlanjut ke putaran keempat setelah finis urutan keempat Grup C di bawah Jepang, Australia, dan Arab Saudi.

Sebelumnya tak ada tim Asia Tenggara yang berjalan sejauh yang dicapai Garuda pada era ketika kualifikasi Piala Dunia semakin kompetitif. Penampilannya bisa disebut meningkat pesat, walau tak pernah bisa memetik poin dari Jepang yang menjadi tim teratas di Asia, yang terlalu jauh selisih peringkatnya dari Garuda.

Kamis dini hari lalu Indonesia dipaksa menyerah 2-3 oleh Arab Saudi, yang selama putaran ketiga tak pernah bisa mengalahkan Garuda, bahkan menyerah 0-2 di Jakarta pada 19 November 2024.

Kini, Garuda akan menghadapi Irak yang dua kali mengalahkan Indonesia pada putaran kedua, dalam partai hidup mati bagi Garuda.

Kabar baiknya, Irak pernah dua kali dikalahkan oleh dua tim Arab yang dikalahkan Indonesia pada putaran ketiga; Bahrain dan Arab Saudi. Irak dipaksa menyerah 0-2 oleh Bahrain dan 1-3 oleh Saudi dalam fase grup Piala Teluk akhir 2024.

Artinya, walau pernah dua kali mengalahkan Indonesia, Irak bukan tim yang tak bisa dikalahkan. Bahrain dan Palestina adalah di antara tim peringkat lebih rendah daripada Irak, yang berhasil menaklukkan Irak.

Tim Berbeda

Sewaktu dikalahkan Saudi 2-3, Jay Idzes dkk sebenarnya mengimbangi tuan rumah Saudi. Mereka tidak kalah kelas dari Saudi. Bahkan, Indonesia dapat merasakan level kualitas Saudi masih jauh di bawah Jepang.

Tapi tiga hari lalu, Patrick Kluivert memasang formasi yang berbeda dari saat Garuda menelan Bahrain dan China, masing-masing 1-0, pada putaran ketiga.

Seperti halnya saat mengalahkan Arab Saudi 2-0 pada 19 November 2024, Indonesia memasang tiga bek tengah ketika menaklukkan Bahrain dan China pada Maret dan Juni tahun ini.

Dan itu adalah tiga kemenangan yang dipetik Indonesia dari total enam pertandingan dalam putaran ketiga. Resep itu pula yang membuat Indonesia memetik tiga kemenangan pada putaran kedua; dua kali dari Vietnam dan sekali dari Filipina.

Bisa dibilang formasi tiga bek tengah adalah formula standard ampuh bagi Garuda walau tak berhasil kala dua kali menghadapi Irak pada putaran kedua.

Uniknya Irak juga kadang memasang formasi tiga bek tengah. Namun Irak pernah kalah 1-2 melawan Palestina dalam putaran ketiga pada 16 Maret 2025 ketika memasang formasi ini. Pun saat melawan Arab Saudi pada Piala Teluk akhir tahun 2024.

Sementara saat dua kali dikalahkan Korea Selatan pada putaran ketiga, Irak memasang formasi standar dua bek tengah dan dua bek sayap. Meski begitu, Irak masih tim yang kuat. Cuma, Indonesia juga bukan lagi tim yang dua kali mereka kalahkan pada putaran kedua.

Ini karena materi pemain yang dimiliki Garuda saat ini berbeda dari ketika dua kali dikalahkan Irak. Garuda kini memiliki penjaga gawang Maarten Paes yang menghindarkan Indonesia kebobolan lebih banyak lagi saat dikalahkan Saudi tempo hari.

Garuda juga memiliki Jay Idzes yang perannya sentral tak hanya bagi Garuda, tapi juga Sassuolo di Serie A Italia musim ini, yang merekrutnya setelah pemain ini tampil bagus bersama Venezia walau kemudian terdegradasi ke Serie B.

Bersama pemain-pemain seperti Kevin Diks, Ole Romney, Calvin Verdonk jika yang satu ini bermain melawan Irak, Idzes dan Paes adalah faktor-faktor yang bisa membuat Indonesia lebih baik dibandingkan saat dua kali dikalahkan Irak pada putaran kedua.

Wajib Menang

Kini bergantung pada Patrick Kluivert bagaimana dia memanfaatkan betul aset-aset dan imbuhan-imbuhan penting ini, selain mengelola dengan baik muka-muka lama seperti Rizky Ridho, Justin Hubner, Ricky Kambuaya, dan lainnya.

Kluivert mesti mengelola aset-aset ini menjadi sebuah kekuatan yang bisa membalaskan kekalahan dari Saudi dan sekaligus dua kali kalah dari Irak pada putaran kedua.

Kluivert juga dituntut menggodok untuk kemudian mengubah kekalahan dari Saudi tiga hari lalu menjadi energi besar untuk bangkit guna memelihara asa lolos ke putaran final Piala Dunia 2026.

Jika melihat cara Indonesia bangkit setelah dikalahkan Australia pada 20 Maret silam, untuk bangkit mengalahkan Bahrain dan China pada putaran ketiga lalu, Kluivert adalah pembelajar yang baik yang akan segera mengoreksi kekeliruan yang dibuat pada laga sebelumnya.

Dan mengoreksi kekeliruan, entah itu dalam pemilihan pemain maupun formasi tim, akan menjadi bagian paling menarik dari cara Kluivert memperlakukan laga melawan Irak. Memenangkan laga adalah tujuan paripurna sebuah kompetisi, apalagi Indonesia sudah terlalu jauh melangkah, dan terlalu sayang untuk berakhir sampai di sini.

Tetapi hasil seri, dengan catatan Saudi mengalahkan Irak dalam margin lebih besar ketimbang saat mengalahkan Indonesia, masih bisa membuat Indonesia terus bertualang dalam memburu tiket putaran final Piala Dunia 2026.

Lolos otomatis sudah tentu membuat seluruh negeri dimabuk euforia. Tapi kalaupun harus finis sebagai runner up, tetap jauh lebih baik ketimbang mengakhiri petualangan terlalu cepat.

Jika skenario itu terjadi, maka Garuda akan menghadapi runner up Grup A untuk memperebutkan satu tiket playoff antarbenua. Di playoff itu, Garuda akan menantang tim-tim Afrika, Amerika Selatan, Oseania, dan Concacaf (Amerika Utara, Tengah, dan Karibia), untuk memperebutkan dua tiket tersisa Piala Dunia 2026 yang untuk pertama kali diikuti oleh 48 tim.

Terlihat jalan masih sangat panjang. Tapi dapat dipersingkat dengan memenangkan laga melawan Irak dalam margin besar, sambil berharap Saudi kalah tipis dari Irak tiga hari kemudian. Hasil selain kemenangan akan memupus perjalanan indah Indonesia selama Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Ini sungguh momentum dan proyek bagus yang tak selalu datang setiap waktu. Lagi pula sudah terlalu banyak usaha dilakukan, termasuk memanggil anak-anak muda keturunan Indonesia yang bermain di beberapa liga top dunia. Saatnya memetik hasil bagus dari semua usaha itu. Jangan biarkan momen ini cepat berlalu. Menangkan laga melawan Irak!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

Petugas Razia di Lapas Nusakambangan, Ini Hasilnya

Petugas Razia di Lapas Nusakambangan, Ini Hasilnya

News
| Sabtu, 11 Oktober 2025, 19:37 WIB

Advertisement

Jembatan Kaca Tinjomoyo Resmi Dibuka, Ini Harga Tiketnya

Jembatan Kaca Tinjomoyo Resmi Dibuka, Ini Harga Tiketnya

Wisata
| Minggu, 05 Oktober 2025, 20:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement