Advertisement

Tak Melulu Jadi Atlet, Tangan Dingin Pria Siap Cetak Bibit Srikandi dan Arjuna

Sirojul Khafid
Sabtu, 07 Januari 2023 - 05:47 WIB
Arief Junianto
Tak Melulu Jadi Atlet, Tangan Dingin Pria Siap Cetak Bibit Srikandi dan Arjuna Budi Widayanto di sela-sela mengawasi anak didiknya. - Dok. Pribadi

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA — Banyak cara untuk menjadi berguna, salah satunya lewat olahraga. Tak melulu menjadi atlet, tangan dingin Budi Widayanto justru menjadi asa raihan prestasi atlet panahan Tanah Air.

Budi menjadi pelatih nasional pertama dari DIY. Mengembangkan karakter asli atlet menjadi salah satu kunci melatihnya.

Advertisement

Soal pilihan, baik besar atau kecil, menjadi salah satu benang yang ke depan menjadi bagian dari kain kehidupan. Setelah pilihan menjadi atlet voli kurang berkembang, Budi Widayanto mencoba menekuni panahan.

Postur tubuh Budi yang tidak setinggi atlet voli lainnya menjadi salah satu kendalanya. Kala itu belum ada istilah libero, seorang pemain dalam bola voli yang bertugas menerima bola dari serangan lawan, yang sebenarnya tidak harus tinggi-tinggi amat. Namun, pilihan bersahabat dengan busur dan panah ini yang ternyata memiliki nafas panjang hingga sekarang.

Budi mulai menjadi atlet panahan sejak kuliah di UNY pada 1986. Usia yang sebenarnya cukup terlambat untuk baru memulai menekuni suatu bidang olahraga.

BACA JUGA: Profil Atlet Panahan Asal Klaten yang Berlaga di Olimpiade 2020

Meski dia sempat menjuarai Porda DIY, tetapi dia tidak bisa melanjutkan jejaknya mengikuti Pekan Olahraga Nasional (PON). Usianya sudah terlampau dewasa.

Selesai menjadi atlet, Budi belum mau meninggalkan olahraga ini. Dia menjadi pelatih panahan di Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) DIY sekitar 1990.

“Banyak menghasilkan prestasi, dari Kementerian Pemuda dan Olahraga dikursuskan ke Korea Selatan. Mulai berkembangnya di situ, termasuk pegang pelatnas [pelatih nasional] junior,” kata Budi saat ditemui di Jogja, Jumat (30/12/2022).

Budi mengemban amanah menjadi pelatnas junior yang kala itu bernama Prima Pratama bersama Lilies Handayani, pemanah yang terkenal sebagai salah sati dari Trio Srikandi. Budi melatih di Jogja, sementara Lilies melatih di Surabaya. Itu berlangsung 2011-2015.

Tuntas dalam melatih di Prima Pratama, Budi melanjutkan karirnya dalam membimbing atlet panahan nasional senior.

Dalam ajang SEA Games ke-30 tahun 2019 di Filipina, dia mengantarkan beberapa anak didiknya mendapat medali emas. Meski tidak mendapat emas, Budi juga melatih atlet panahan yang berlaga di Olimpiade Jepang 2021.

Budi menjadi pelatih panahan nasional pertama dari DIY. Progres yang baik dalam melatih membawanya mendapat kesempatan mengikuti Pendidikan di Bangkok dan Korea Selatan.

“Saat ini Korea Selatan menjadi salah satu barometer panahan dunia,” kata Budi, pria yang lahir di Jogja 58 tahun lalu ini.

BACA JUGA: Atlet Muda Sleman Diguyur Bonus

“Meski mendapat pelatihan dari sana, ada yang bisa diterapkan di Indonesia ada yang tidak. Ada juga yang saya kembangkan sendiri, baik ditambahi maupun dikurangi.”

 Budi Widayanto./Harian Jogja-Sirojul Khafid

Merawat Potensi

Betapapun, bagi Budi, ada perbedaan saat melatih atlet nasional dan daerah. Melatih atlet nasional lebih kepada membuat program. Lantaran berasal dari seleksi, maka semua sudah cukup mahir kendati atlet dari berbagai daerah memiliki gaya dan ciri tersendiri dalam panahan.

Budi tidak mau mengubah gaya dan ciri atlet dari berbagai daerah ini untuk mengikuti caranya. “Sebagai pelatih, enggak bisa seenaknya diminta main dengan caraku misalnya. Kalau pelatih pelatnas seyogyanya cari tahu ke biografi atletnya, kalau perlu tanya ke pelatihnya, termasuk sifat dan karakternya. Cara melatih fisiknya juga beda-beda, kekuatannya beda-beda,” kata Budi.

Berbeda lagi saat melatih atlet daerah apalagi anak-anak. Untuk melatih anak-anak, Budi akan membiarkan mereka bermain dulu. Tentu dia perlu memastikan semua aman, dari sisi alat panah sampai tempat latihan.

Apabila anak sudah mulai senang bermain panahan, mulai ada pembenahan sedikit demi sedikit dalam teori dan teknik.

Seiring berjalan juga perlu menguatkan fisik. Pemberian materi fisik dan teknik pada anak menjadi penting, agar dia betah berlatih. Apabila hanya fisik melulu, maka ada potensi anak akan bosan.

Untuk anak yang sudah mulai dewasa, pelatihan utama berupa fisik. Pondasi ini menjadi penting lantaran berbagai teknik terpengaruh oleh kesiapan fisik yang kuat.

“Kalau fisik dasar belum terbentuk susah untuk menerapkan [berbagai teknik],” kata Budi.

BACA JUGA: Gunungkidul Gelontorkan Rp1,9 Miliar untuk Bonus Atlet Berprestasi

Pengalaman melatih panahan pada banyak anak-anak membuat Budi tahu orang yang sekiranya bisa berkembang cepat ataupun tidak. Salah satunya dari sisi anatomi tubuh. Anak yang memiliki tangan lurus biasanya lebih cepat belajar.

Sementara anak yang tangannya cenderung bengkok, perlu usaha lebih keras untuk berlatih. Tugas Budi sebagai pelatih lah untuk memaksimalkan potensi setiap anak.

Dengan berbagai bentuk pelatihan di DIY, Budi berharap bisa mengirim sebanyak mungkin atlet panahan ke nasional.

Meski kini dia belum mendapat panggilan lagi untuk melatih di nasional, namun sudah muncul penerusnya. Ada satu pelatih panahan nasional yang juga berasal dari DIY.

Budi termasuk orang yang babat alas membuka jalan. Saat ini Budi melatih atlet DIY untuk persiapan tampil di PON Aceh.

Budi berharap panahan Indonesia semakin membaik. Meski masih perlu usaha keras untuk mengulang masa kejayaan seperti Trio Srikandi, prestasi panahan Indonesia layak diperhitungkan.

“Kami juga kadang-kadang mengalahkan juara dunia, mesti enggak sering. Mayoritas menang masih banyak dari sana [Korea Selatan].”.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng

News
| Kamis, 25 April 2024, 17:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement