Advertisement
Hebohkan Publik karena Diduga Transgender, Petinju Aljazair Kian Dekat dengan Medali Emas Olimpiade

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Sempat viral lantaran membikin KO petinju Italia, Petinju Aljazair yang diduga seorang transgender, Imane Khelif, semakin dekat meraih medali emas tinju Olimpiade Paris 2024 setelah lolos ke babak semifinal.
Petinju berusia 25 tahun itu dipastikan meraih medali Olimpiade Paris seusai mengalahkan petinju Hongaria Luca Anna Hamori di babak perempat final kelas welter, Sabtu (4/8/2024).
Advertisement
Lolosnya Khelif membuat Aljazair memastikan setidaknya satu medali perunggu – medali tinju pertama Aljazair sejak 2000. “Tidak ada jalan yang mudah di Olimpiade, dan saya akan berusaha untuk sepenuhnya siap menghadapi pertarungan mendatang,” kata Khelif kepada televisi pemerintah Aljazair setelah kemenangannya.
“Saya sangat bangga pada diri saya sendiri dan negara saya. Saya berjuang demi bendera negara saya dan untuk olahraga yang sangat saya cintai, dan saya berharap menjadi juara Olimpiade setelah memenangkan medali pertama tinju putri Olimpiade untuk Aljazair, demi kepentingan Aljazair.”
BACA JUGA: Kontroversi Imane Khelif, Petinju asal Aljazair yang Bikin Heboh di Olimpiade Paris
Khelif mendedikasikan medalinya untuk petinju Moustafa Mousa, orang Aljazair pertama yang memenangkan medali Olimpiade, yang meninggal pada hari Sabtu.
Ucapan Selamat
Presiden Aljazair, Abdelmadjid Tebboune mengucapkan selamat kepada Khelif atas kemenangannya dalam sebuah postingan di X, dengan menulis, "Anda telah menghormati Aljazair, wanita Aljazair, dan tinju Aljazair. “Kami akan mendukung Anda apa pun hasil Anda. Semoga beruntung di dua putaran berikutnya.”
Diketahui, Khelif dan petinju Lin Yu-ting dari Taiwan, melanggar aturan kelayakan Asosiasi Tinju Internasional (IBA) 2023, termasuk melarang atlet dengan kromosom XY berkompetisi di nomor putri.
Kedua petinju tersebut didiskualifikasi pada Kejuaraan Dunia 2023 di New Delhi.
IBA tidak merinci alasan kegagalannya, dan belum terbukti bahwa mereka memiliki kondisi genetik yang menyebabkan perbedaan perkembangan seksual, atau DSD.
Presiden Komite Olimpiade Internasional Thomas Bach pada Sabtu mengatakan tidak ada keraguan bahwa Khelif dan Lin adalah perempuan yang berhak berkompetisi di Olimpiade Paris.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Sore Ini Menteri UMKM Klarifikasi ke KPK Jelaskan Surat Dinas Resmi Kunjungan Istrinya ke Eropa
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Penataan Lempuyangan, Juru Bicara Warga Satu Rumah Sengketa Minta PT KAI Daop 6 Kantongi Surat Eksekusi
- Ubur-Ubur Mulai Jarang Terlihat di Pantai Gunungkidul, Pengunjung Tetap Diminta Waspada
- Jumlah Anak Tidak Sekolah Usia SMA di Kulonprogo Mencapai 329, Ini yang Akan Dilakukan Balai Dikmen
- Optimalisasi Penggunaan SIM Linmas Terus Didorong
- Pemkot Jogja Siagakan Armada dan Tambahan Personel Atasi Sampah di Masa Liburan
Advertisement
Advertisement