Advertisement

Promo Desember

Sabina Altynbekova Bergabung di Yogya Falcon, Kaget Cuaca Panas, Betah karena Ramahnya Jogja

Media Digital
Rabu, 18 Desember 2024 - 22:57 WIB
Arief Junianto
Sabina Altynbekova Bergabung di Yogya Falcon, Kaget Cuaca Panas, Betah karena Ramahnya Jogja Sabina Altynbekova saat berada di Jogja City Mal, Sleman, Rabu (18/12/2024). - Sirojul Khafid

Advertisement

JOGJA—Bergabungnya pemain asal Kazakhstan, Sabina Altynbekova ke klub Yogya Falcons, semakin menggairahkan atmosfer bola voli di Jogja.

“Banyak komentar di Instagram saya, komentar berbahasa Indonesia. Dari dulu mereka tanya kapan saya [bermain voli] ke Indonesia,” kata Sabina Altynbekova, Rabu (18/12/2024). “Ketika dapat tawaran [untuk bergabung dengan tim Yogya Falcons] saya happy, keinginan saya dari lama.”

Advertisement

Benar, ini Sabina yang viral di tahun 2014. Kala itu, jagad maya seakan bertubi-tubi menayangkan wajah Sabina sebagai pemain voli asal Kazakhstan.

Pengguna media sosial sejati akan susah menghindari melihat mukanya yang muncul secara random di setiap unggahan.

Momen viral itu saat Sabina bertanding bersama Timnas Voli Putri Kazakhstan di ajang Asian Junior Women's Volleyball Championship di Taiwan.

Masyarakat Indonesia, dengan segala “keluangan waktunya” membanjiri kolom komentar di Instagram Sabina. Tetapi, seperti pengakuan Sabina, justru itu salah satu yang membuatnya ingin ke Indonesia untuk bermain dan menyapa masyarakatnya.

Pemain voli berusia 28 tahun itu akan membela Yogya Falcons di Proliga 2025. Di kasta tertinggi kompetisi bola voli di Indonesia tersebut, dia akan melawan tujuh tim lain dari berbagai daerah. “Adaptasi berlangsung cepat, semua anggota tim, bahkan semua masyarakat Indonesia ramah dan baik. Budaya dan semuanya juga baik, sekarang sudah punya koneksi yang bagus [dengan tim dan lingkungannya],” kata Sabina, atlet bertinggi badan 182 sentimeter tersebut.

Saat memulai latihan bersama klub Yogya Falcons, Sabina masih perlu menyesuaikan dengan cuaca Indonesia. Dia sering kepanasan.

Namun, pelatih cukup memahami, sehingga sering memberikan waktu untuk istirahat, untuk sekadar minum dan tarik napas.

Sabina akan bermain dengan banyak atlet muda voli Indonesia di klubnya. Usia pemain di Yogya Falcons kebanyakan 16-23 tahun. “Semua berlatih keras, kami ingin memenangkan pertandingan dan memberikan yang terbaik di Proliga 2025,” katanya.

Usia empat tahun menjadi perkenalan Sabina pada olahraga bola voli. Usia yang dia anggap sudah cukup terlambat untuk mulai berlatih. “Tapi saya bekerja keras dan terus berlatih setiap hari,” katanya.

Profil Sabina Altynbekova 

Berlatih voli bukan hanya untuk pertandingan. Namun Sabina menganggap voli sebagai caranya untuk menjaga kesehatan tubuh. Ketekunan itu yang membawanya bermain dari satu klub ke klub lain.

Saat usianya memasuki 17 tahun, Sabina tergabung dalam Timnas Voli Putri Kazakhstan. Dia bahkan menjadi kapten timnas U-19 pada Kejuaraan Bola Voli Junior Asia 2012. Sabina juga menjadi kapten pada Liga Nasional U-23 periode 2013-2015.

Sabina memulai karier internasionalnya dalam skala klub dengan bergabung bersama GSS Sunbeams, Jepang. Dia sempat kembali ke kota kelahirannya, dan bergabung dengan klub lokal di Almaty. Setelahnya, Sabina bergabung dengan klub asal Uni Emirat Arab, Al Wasl. Dia bersama tim berhasil meraih gelar juara liga di negara tersebut.

Dalam melakukan apapun, Sabina percaya bahwa setiap orang perlu bekerja keras dan bermimpi besar. “Lakukan yang kamu mau dan bermimpi besar, maka setiap mimpi akan terwujud,” kata perempuan penggemar makanan lemper tersebut.

Sejak kabar bahwa Sabina akan bergabung dengan Yogya Falcons, perbincangan di kalangan pecinta bola voli cukup semarak. Presiden Klub Yogya Falcons, Hendy Lim, mendengar berbagai asumsi pertimbangan merekrut Sabina. Tidak jarang orang menganggap hal tersebut sebagai bagian dari marketing klub, meskipun Sabina sudah lewat masa puncak permainannya.

“Saya tidak setuju [bahwa Sabina sudah] lewat masa puncaknya. Jadi sebenarnya tujuan kami mendatangkan Sabina ke sini ya untuk bermain voli, dia pemain voli yang bagus. Kalau ternyata penampilan fisik bisa bikin viral, itu hanya bonus,” kata Hendy.

Hendy mengajak masyarakat untuk tidak diskriminasi. Tindakan diskriminasi bukan hanya pada orang yang dianggap fisiknya biasa saja. Diskriminasi juga berlaku pada orang yang penampilannya menarik, kemudian dianggap tidak bisa bermain bagus.

“Orang cantik juga bisa didiskriminasi. Kami lihat saja nanti penampilannya di lapangan. Pemain asing yang bermain di Indonesia kualitasnya harus di atas pemain lokal. Kualitas dia [Sabina] masih di atas pemain lokal,” katanya.

Sebelum berlaga di Proliga 2025, Yogya Falcons akan bertanding di turnamen persahabatan Yogya Volley Cup (YVC) 2024, kompetisi inisiasi MOJI dengan menggandeng Pengurus Daerah Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) DIY. Yogya Falcons akan bertanding melawan Ganevo, Baja 78, dan Yuso Yogyakarta.

Yogya Falcons sempat menyapa masyarakat Jogja di Jogja City Mal, Sleman. Salah satu penggemar voli, Bima Sakti Wiratama, sempat meminta tanda tangan dan berfoto dengan Sabina. Bima mengikuti Sabina sejak pemain voli tersebut viral. Dia menganggap Sabina sebagai pemain potensial di dunia voli.

Sehingga saat Sabina bergabung dengan Yogya Falcons, Bima merasa antusias menonton aksinya di lapangan. “Ini menjadi tanda yang baik untuk liga voli kita. Liga kita udah menciptakan pemain bagus, sampai bisa ekspor ke luar negeri, seperti Yola ke Jepang, dan Megawati di Korea Selatan. Sekarang ada Sabina di Proliga 2025,” kata laki-laki berusia 30 tahun asal Solo tersebut.

Dengan semakin banyaknya pemain asing berkualitas yang bermain di liga voli Indonesia, Bima berharap bisa semakin meningkatkan kualitas kompetisi di Tanah Air. Secara tidak langsung, hal tersebut bisa memperkuat timnas yang terbiasa dengan liga yang kompetitif.

Sabina juga berharap Proliga semakin tinggi level kompetisinya. Selama memperhatikan liga voli di Indonesia, Sabina menganggap perkembangan atlet dan kompetisinya cukup cepat. “Semoga pemain luar negeri semakin banyak yang bermain di Indonesia,” katanya. “Aku tresno Jogja.” 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Polri Konfirmasi Jadwal Pemeriksaan Menteri Budi Arie Hari Ini

News
| Kamis, 19 Desember 2024, 13:07 WIB

Advertisement

alt

Targetkan 700 Ribu Kunjungan, Taman Pintar Hadirkan Zona Planetarium dan Dome Area

Wisata
| Sabtu, 14 Desember 2024, 21:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement