Advertisement
Proses Seleksi Atlet Karate Popnas DIY Diprotes

Advertisement
Keputusan Federasi Olahraga Karate-Do (Forki) DIY dan BPO DIY memasukkan Kinanti Trulli dan Vitra Yunita dalam daftar enam karateka di ajang Pekan Olahraga Nasional (Popnas) 2017 berbuntut panjang
Harianjogja.com, BANTUL -- Keputusan Federasi Olahraga Karate-Do (Forki) DIY dan BPO DIY memasukkan Kinanti Trulli dan Vitra Yunita dalam daftar enam karateka di ajang Pekan Olahraga Nasional (Popnas) 2017 berbuntut panjang. Dua karateka yang turun di dua kelas berbeda pada kategori kumite ini dinilai lolos tanpa proses selayaknya.
Advertisement
"Kami dari Forki Sleman dan Kota menolak masuknya dua nama itu dalam daftar 6 karateka di ajang Popnas. Karena keduanya masuk tanpa proses yang benar," kata Ketua Harian Forki Sleman Edwin Arif Sosiawan kepada wartawan, di Dojo Samawi, Bantul, Sabtu (2/9/2017) sore.
Edwin menyebut bahwa kedua karateka tersebut sengaja dimasukkan oleh pelatih pelatda karate, Irwansyah Ginting karena berasal dari perguruan yang sama, yakni Amura. Sebab, sesuai dengan mekanisme penjaringan karateka untuk Popnas, sejatinya harus memertimbangkan potensi atlet meraih emas.
"Selain itu, ada beberapa tahapan seleksi yang tidak sesuai. Semisal, penyelenggaraan seleksi untuk kumite dan kata dilakukan bersamaan. Di mana pada akhirnya, DIY hanya mengikutkan karateka di kategori kumite. Di samping itu, saat tryout, mereka justru dilawankan dengan atlet solo yang rata-rata mahasiswa," sambung Edwin.
Oleh sebab itu, Edwin menyebut, Forki Sleman bersama Forki Kota pun telah melayangkan surat protes kepada BPO DIY dan Forki DIY. Akan tetapi, surat protes ini tidak mendapatkan respon dari kedua lembaga ini.
"Sepertinya Ketum Forki DIY mengabaikan aspirasi perguruan dan Forki daerah. Sedangkan BPO angkat tangan dan justru mengembalikan ke Pengda," timpal Ketua 3 Forki DIY bidang pertandingan dan perwasitan Julius Sembiring di tempat yang sama.
Sementara, Ketua Forki Kota Jogja Pradopo berharap agar peristiwa ini tidak kembali terulang pada masa mendatang. Sebagai penggerak karate di DIY, pihaknya prihatin dengan ketidaktransparan proses seleksi atlet Popnas di cabang beladiri ini. "Karena ini akan berdampak kepada penurunan mental para atlet. Seharusnya siapa saja yang duduk di kepengurusan bisa melepaskan unsur perguruan dan mementingkan kepentingan Forki," ucapnya.
Terpisah, pelatih pelatda karate Popnas DIY, Irwansyah Ginting membantah semua tudingan. Ia menandaskan bahwa proses seleksi yang dilakukan pihaknya sudah sesuai dengan kaidah yang ada.
"Proses seleksi atlet Popnas sudah sesuai parameter dan ada instrumen penilaiannya," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Pesta Miras di Rumah Kosong, 6 Remaja Laki & Perempuan Digerebek Polisi Bantul
- Komisi II DPR Minta Daerah Ikut Anggarkan Jaminan Kesehatan Petugas KPPS
- Jadi Korban Pembunuhan di Wonogiri, Begini Awal Mula Warga Klaten Kenal Pelaku
- Sempat Dikira Suara Kucing, Warga Jogja Temukan Bayi Laki-laki di Depan Rumah
Berita Pilihan
Advertisement

Libur Nataru, 11 KA Jarak Jauh Dioperasikan dari Stasiun Malang
Advertisement

Cari Tempat Seru untuk Berkemah? Ini Rekomendasi Spot Camping di Gunungkidul
Advertisement
Berita Populer
- Prakiraan Cuaca DIY Hari Ini: Jogja Berawan dari Pagi hingga Malam
- Jadwal KRL Solo Jogja Hari Ini, 10 Desember 2023 dari Stasiun Palur dan Jebres
- Jadwal Lengkap KRL Jogja Solo dari Stasiun Tugu, Lempuyangan, dan Maguwo
- Jadwal KA Bandara YIA Akhir Pekan, 10 Desember 2023
- Ini Jadwal dan Rute Damri dari WIlayah DIY ke Bandara YIA Kulonprogo
Advertisement
Advertisement