Advertisement
Tanpa Nova Widianto, Program Ganda Campuran Indonesia Malah Lebih Mandiri
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Rionny Mainaky menilai pebulu tangkis dari sektor ganda campuran menjadi lebih mandiri setelah ditinggal Nova Widianto yang sebelumnya menjabat kepala pelatih di Pelatnas Cipayung.
"Dengan perginya Nova, ya tidak bersyukur tapi tidak khawatir juga. Anak-anak memang merasa kehilangan tapi mereka jadi mandiri. Ini sekarang tugas Amon (Santoso) agar membuat mereka bekerja lebih keras," kata Rionny saat ditemui di Jakarta, Sabtu.
Advertisement
Meski merasa kehilangan, tapi Rionny memastikan program bagi ganda campuran akan terus berjalan sesuai prosedur yang sudah diberikan. Ia pun meminta Amon yang sebelumnya menjabat asisten pelatih untuk menjalankan latihan bagi atlet-atletnya.
PBSI pun tak bimbang dengan kemampuan yang dimiliki oleh Amon karena sudah berpengalaman menjadi pelatih di Jepang selama beberapa tahun bersama dengan Rionny.
"Dia sama seperti saya pernah di Jepang, pernah juara liga antar perusahaan di sana. Dia orangnya keras dan disiplin, kalau Nova orangnya baik," kata Rionny menceritakan.
Perbedaan karakter antara Nova dan Amon dinilai akan membawa perubahan signifikan kepada atlet. Dengan kedisiplinan yang tinggi, atlet bisa mendapat persiapan yang lebih matang sebelum menjalani sebuah turnamen.
Bahkan Rionny terang-terangan meminta Amon agar tidak memanjakan pebulu tangkis ganda campuran Pelatnas Cipayung, namun tetap memberikan porsi latihan sesuai tanggung jawab masing-masing.
"Siapa pun pelatihnya sama saja, tinggal bagaimana persiapannya itu. Malam hari harus evaluasi, harus tahu arah angin, jangan tergantung dengan orang lain, tanpa pelatih pun seharusnya tetap bertanggung jawab," ungkap Rionny.
Sementara itu, pasangan Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati mengaku lebih termotivasi untuk berlatih lebih baik setelah kepergian Nova dari Cipayung.
Sebagai pebulu tangkis nasional, Rehan/Lisa merasa latihan dan prestasi adalah tanggung jawab setiap atlet terlepas dari siapa pun pelatih yang menukangi mereka.
"Kalau saya tidak terganggu. Apalagi kan kita harus profesional juga, tidak boleh pilih-pilih pelatih. Siapa pun pelatihnya harus tetap bisa beradaptasi, sebagai atlet harus profesional mau dilatih siapa saja," tutur Rehan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Warga Jepang Gugat Pemerintah Soal Evek Samping Vaksin Covid-19
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Stok Darah dan Jadwal Donor Darah di Wilayah DIY 17 April 2024
- Makna Tradisi Syawalan, Ini Penjelasan Para Tokoh Lintas Agama
- Volume Sampah Lebaran Naik, TPA Piyungan Tidak Tambah Kuota Pembuangan
- 2 Pelaku Biang Onar Takbiran di Mergangsan Ditangkap
- Nilai Tukar Rupiah Melemah, Disperindag DIY Mewaspadai Kenaikan Harga Pangan
Advertisement
Advertisement