Profil Guinea, Lawan Indonesia Menuju Olimpiade Paris 2024: Punya Pogba Versi Barcelona yang Setara dengan Messi di Buku Rekor
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Guinea akan menjadi lawan terakhir Indonesia di kualifikasi sepak bola putra Olimpiade Paris 2024. Jika menurunkan skuat terbaik, termasuk eks wonderkid Barcelona, Guinea adalah musuh yang sangat sulit ditaklukkan.
Sepak bola menjadi olahraga paling populer di negara yang berbatasan dengan Guinea-Bissau, Senegal, Mali, Pantai Gading, Liberia, dan Sierra Leone tersebut.
Advertisement
Guinea kini berada di peringkat ke-76 FIFA, lebih tinggi daripada Indonesia yang menduduki anak tangga ke-134. Tidak seperti Indonesia yang pernah berlaga di Piala Dunia 1938 dan Olimpiade 1956, Guinea sama sekali belum mencicipi turnamen selevel Piala Dunia maupun Olimpiade.
Dibandingkan dengan kesebelasan nasional Afrika lain, Guinea tak terlalu terlalu terkenal. Namun, negara tersebut belakangan bisa memproduksi pesepak bola yang moncer di kompetisi teratas Eropa. Pemain Guinea paling familier di telinga publik sepak bola Indonesia barangkali adalah Naby Keita, mantan gelandang RB Leipzig dan Liverpool yang kini merumput di Werder Bremen. Keita sekarang menjadi kapten Tim Nasional Guinea.
BACA JUGA: Perjalanan Mohamed Salah dari Delta Sungai Nil Menjadi Superstar Anfield
Nama lain yang sedang naik daun adalah striker Stuttgart, Serhou Guirassy. Bomber 28 tahun itu kini menjadi incaran klub-klub besar seperti Bayern Munchen, Manchester United, Tottenham Hotspur, hingga Newcastle United, berkat kebuasannya di depan gawang. Dengan torehan 25 gol, Guirassy musim ini berada di peringkat kedua daftar pencetak gol terbanyak Bundesliga Jerman di bawah Harry Kane. Pada masa lalu, pemain Guinea paling menonjol adalah Titi Camara, striker yang merumput bersama Liverpool di musim 1999-2000.
Di level U-23, Guinea cukup kuat. Kesebelasan muda negara tersebut berada di peringkat keempat Piala Afrika U-23 yang digelar di Maroko pada Juni-Juli tahun lalu. Bergabung di Grup A, Guinea mengawali turnamen dengan kekalahan 1-2 dari tuan rumah. Guinea unggul terlebih dahulu lewat gol Algassime Bah, striker klub Liga Yunani Olympiacos di menit ke-45. Guinea gagal menang gara-gara dua gol penalti penyerang Real Betis yang dibesarkan akademi Barcelona, Abde Ezzalzouli.
Pada laga kedua, Guinea menang 3-1 atas Kongo. Tiga gol Guinea lahir dari striker klub Yunani Olympiacos yang dipinjamkan ke Atromitos Athens, Aguibou Camara; penyerang sayap klub Liga Azerbaijan, Zira FK, Salifou Soumah; dan gol bunuh diri bek Kongo, Jacques Bowamba. Di laga terakhir, Guinea berbagi angka 1-1 melawan Ghana. Setelah tertinggal gara-gara gol striker Emmanuel Yeboah di babak pertama, Guinea berhasil menyamakan kedudukan di pertengahan babak kedua lewat Ibrahima Fofana, gelandang klub Swedia, Hammarby, yang kini dipinjamkan ke klub divisi kedua Liga Turki, Kocaelispor.
Guinea lolos ke semifinal bersama Maroko. Di semifinal, Guinea kalah 0-1 dari Mesir. Kemudian di perebutan peringkat ketiga, Guinea menahan imbang Mali 0-0 hingga akhir perpanjangan waktu dan kalah adu penalti setelah sepakan Seydouba Cisse gagal berbuah gol. Seydouba Cisse adalah pilar Guinea U-23. Gelandang 23 tahun tersebut menjadi tumpuan Leganes di La Liga 2, kompetisi level kedua Liga Spanyol. Cisse yang sudah 12 kali memperkuat kesebelasan senior nasional Guinea melewati musim ini dengan cukup gemilang bersama Leganes yang kini memuncaki La Liga 2 dan berpeluang besar promosi ke La Liga.
Mayoritas pemain Guinea mencari nafkah di luar negeri. Dari 24 pemain Guinea U-23 yang dibawa pelatih Morlaye Cisse untuk melawan Amerika Serikat U-23 pada Maret 2024 lalu, hanya lima yang bermain di kompetisi lokal Guinea. Sementara, 15 pemain merumput di kompetisi Eropa.
Dari data situs Transfermarkt, para pemain Guinea U-23 yang berkarier di Eropa meliputi kiper Sandali Conde (SV Stripfing, Austria) dan Lassana Diakhaby (Valenciennes FC, Prancis); bek Mohamed Soumah (Jong KAA Gent, Belgia), Cheik Thiam (Beerschot V.A, Belgia), Madiou Keita (AJ Auxerre B, Prancis), Sahmkou Camara (FC Stade-Lausanne-Ouchy, Swiss), dan Naby Oulare (Boluspor, Turki); gelandang Selu Diallo (Deportivo Alaves B, Spanyol), Ibrahima Fofana (Kocaelispor, Turki), dan Aguibou Camara (Atromitos Athens, Yunani); serta striker Ousmane Camara (FC Annecy, Prancis), Algassime Bah (Olympiacos, Yunani), dan Elhadj Bah (USL Dunkerque, Prancis).
Di luar nama-nama tersebut, ada beberapa pemain tim nasional senior Guinea yang masih memenuhi kriteria untuk dipanggil melawan Indonesia di playoff menuju Olimpiade Paris 2024 karena masih berusia di bawah 23 tahun. Mereka adalah bek Ibrahim Diakite (Reims, Prancis), Saidou Sow (Strasbourg, Prancis), Karim Cisse (Saint-Etienne, Prancis), Ibrahim Cissoko (Toulouse, Pransic), Facinet Conte (Bastia, Prancis), dan Ilaix Moriba.
BACA JUGA: Sejarah Industri Rokok Tersisih dari Industri Olahraga Global
Ilaix Moriba adalah bakat terbesar Guinea saat ini. Menimba ilmu di akademi Barcelona, Moriba sempat digadang-gadang menjadi tumpuan lini tengah Barcelona, meneruskan tradisi yang diwariskan Xavi, Andres Iniesta, hingga Sergio Busquets.
“Saya ingin berada di sini untuk waktu yang lama dan belajar dari para pemain terbaik. Referensi saya adalah Sergio Busquets, pemain yang sekarang berbagi ruang ganti dengan saya,” ujar Moriba sebagaimana dilansir fcbarcelonanoticias.
Dalam artikelnya di Bleacher Report pada Oktober 2019, jurnalis Richard Fitzpatrick menulis tentang Moriba dengan judul Ilaix Moriba: The 'Pogba of Barca' Destined for Greatness yang bila diterjemahkan ke bahasa Indonesia kira-kira berarti Ilaix Moriba: Pogba Versi Barca yang Ditakdirkan menuju Kejayaan. Moriba disamakan dengan Paul Pogba karena kemampuan bertahan dan menyerangnya yang sama baiknya dan kelihaiannya menguasai lini tengah.
Ilaix Moriba dipromosikan ke tim senior Barcelona pada musim 2020-2021 oleh pelatih Ronald Koeman. Pada Maret 2021 saat usianya baru 18 tahun, Moriba menjebol gawang Osasuna di La Liga dan mencatat namanya di buku rekor Barcelona sejajar dengan nama-nama besar seperti Lionel Messi. Moriba menjadi pemain termuda kelima yang mencetak gol untuk Barcelona setelah Ansu Fati, Bojan Krkic, Lionel Messi, dan Pedri.
BACA JUGA: Anarkisme Sampaoli Benamkan Argentina dan Messi
Enam bulan kemudian, Ilaix Moriba pindah ke RB Leipzig karena tak mampu menyegel tempat di lini tengah Blaugrana. Moriba tak bisa mengikuti jejak sesama wonderkid Barcelona, Gavi, yang bisa bersaing dengan Busquets dan Frenkie de Jong. Di Leipzig pun Moriba kesulitan mengembangkan bakatnya. Hanya enam bulan di Jerman, Moriba kembali ke Spanyol, dipinjamkan ke Valencia hingga akhir musim lalu. Kini, Moriba kembali menjalani masa peminjaman di Getafe.
Sebelum memutuskan membela negara kelahirannya, Moriba sempat memperkuat Spanyol U-17. Di usianya yang baru 21 tahun, Ilaix Moriba sudah mengemas 22 caps serta satu gol bersama Guinea senior, menjadi tulang punggung tim bersama Naby Keita dan Serhou Guirassy. Moriba belum pernah memperkuat tim U-23 karena bakat besarnya membuat dia langsung bermain untuk tim senior. Namun, bukan mustahil tenaganya dipakai untuk menghadapi Indonesia mengingat Guinea juga berambisi melaju ke Olimpiade.
Guinea dijadwalkan menghadapi Indonesia di Paris, 9 Mei nanti, demi tiket terakhir sepak bola putra Olimpiade Paris 2024. Pemenang laga tersebut akan bergabung di Grup A bersama Prancis, Amerika Serikat, dan Selandia Baru. Sepak bola putra Olimpiade Paris bakal dimulai pada 24 Juli 2024. Indonesia terpaksa menjalani playoff menghadapi Guinea setelah kalah 1-2 dari Irak di perebutan tempat ketiga Piala Asia U-23, Kamis (2/5).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Kapanewon Gamping Sleman Bentuk Satgas Pengelolaan Sampah
- Santer Kabar Ratusan Kader Membelot, Begini Penjelasan DPD PAN Sleman
- Pemkab Tegaskan Tak Ada Penyertaan Modal kepada Aneka Dharma untuk Proyek ITF Bawuran
- Warga Keluhkan Pembakaran Sampah oleh Transporter, DLH Bantul Siap Bertindak
- 2 Sekolah di Kulonprogo Ini Berpotensi Terdampak Pembangunan Tol Solo-Jogja-YIA
Advertisement
Advertisement