Advertisement
Mimpi Buruk yang Terus Berlanjut untuk Manchester United

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Titik terendah yang dikira menjadi milik klub sepak bola Manchester United (MU) terjadi setelah musim yang suram pada 2024-2025 berakhir dengan finis di peringkat 15 klasemen, ternyata masih berlanjut.
Mimpi buruk itu berlanjut di awal musim 2025-2026. Bahkan United terperosok lebih dalam lagi usai disingkirkan tim dari divisi empat kompetisi sepak bola Inggris, Grimsby Town, di putaran kedua Piala Liga Inggris atau Piala Carabao.
Advertisement
Barangkali, belakangan ini Manchester United sudah akrab dengan istilah “krisis” karena buruknya performa. Tetapi kekalahan dari Grimsby Town di putaran kedua Carabao Cup 2025 menjadi titik nadir baru yang sulit dipercaya.
Klub dengan tradisi juara Eropa itu harus mengakhiri malam panjang di Blundell Park dengan kepala tertunduk setelah tersingkir lewat adu penalti 11-12, seusai bermain imbang 2-2 dalam waktu normal.
Bagi Ruben Amorim, pelatih yang baru memasuki musim penuh pertamanya di Old Trafford, laga ini lebih dari sekadar kekalahan. Itu adalah peringatan keras yang menyayat reputasinya, dan mungkin juga awal dari runtuhnya kepercayaan terhadap proyek yang ia bangun.
United sebelumnya tak pernah kalah dari tim divisi empat dalam ajang ini. Sebelas kali berhadapan, sebelas kali pula mereka keluar sebagai pemenang. Namun rekor itu runtuh di tangan Grimsby, klub yang selama ini lebih sering berkutat di kasta bawah sepak bola Inggris.
Grimsby tampil penuh percaya diri sejak menit awal. Charles Vernam membuka keunggulan, disusul Tyrell Warren yang memanfaatkan kelengahan lini belakang United. Bahkan sempat ada peluang menjadi 3-0 sebelum dianulir karena offside.
Baru pada 15 menit terakhir United bangkit melalui Bryan Mbeumo dan sundulan Harry Maguire. Gol Maguire di menit ke-89 sempat menghadirkan ilusi comeback klasik ala Fergie Time. Tetapi kenyataan berbicara lain. Dalam drama adu penalti, ketenangan tim tuan rumah lebih tajam dibanding skuad mahal United. Ini adalah kemunduran yang memalukan. Kekalahan yang mencengangkan.
BACA JUGA: Mayat Bayi Dibungkus Plastik Ditemukan di Maguwoharjo Sleman
Penuh Blunder
Jika ditarik lebih dalam, kekalahan ini hanyalah puncak dari masalah-masalah yang menahun di Old Trafford. Kiper Andre Onana kembali menjadi sorotan setelah gagal mengantisipasi situasi bola mati yang berujung gol kedua Grimsby. Lini pertahanan yang ditempati Diogo Dalot dan Tyler Fredricson rapuh, sementara Kobbie Mainoo dan Manuel Ugarte di lini tengah tak mampu mengendalikan tempo.
Di lini depan, mahalnya belanja transfer tak menjamin efektivitas. Benjamin Sesko, rekrutan 74 juta pound, membuang peluang emas dari jarak enam yard menjelang bubaran waktu normal.
Dalam adu penalti, Matheus Cunha gagal mengeksekusi tendangan yang bisa saja mengunci kemenangan, sementara Mbeumo yang tampil sebagai penyelamat justru jadi penyebab kekalahan memalukan setelah tendangannya membentur mistar di tendangan penentuan.
Lebih dari sekadar nama per nama, yang kini paling dipertanyakan oleh para penggemar dan analis adalah filosofi Amorim. Mantan pelatih Sporting Lisbon itu tetap bersikeras dengan formasi 3-4-3 yang ia bawa ke Inggris. Barangkali sistem itu bekerja di Sporting, namun berulang kali terbukti tidak cocok dengan karakter pemain United saat ini.
Dari skema yang sedang dibangun Amorim, ujung tombak Manchester United minim suplai. Terlebih karena dua winger yang dipasang lebih suka menusuk ke dalam ketimbang mengirim umpan silang. Dalam laga kontra Grimsby, pola itu terlihat jelas: United berkutat tanpa kreativitas, lamban membangun serangan, dan kesulitan menciptakan peluang bersih.
Dalam 45 laga Amorim di United, ia sudah menelan 19 kekalahan, lebih banyak daripada jumlah kemenangannya yang berjumlah 17. Angka itu menjadi rekor terburuk di antara para manajer setelah Sir Alex Ferguson.
“Ketika melawan tim divisi empat, masalahnya bukan sekadar kiper, tapi semuanya,” kata Amorim usai pertandingan.
Kekalahan di Grimsby hanyalah satu babak dalam kisah panjang ketidakstabilan United. Masalah di posisi kiper sudah berulang kali blunder sejak awal musim, lini tengah yang kurang energi dan kreativitas, sementara lini depan tak mendapat suplai memadai.
Penalti pun jadi persoalan tersendiri dari dua laga terakhir United, setelah Bruno Fernandes gagal mengeksekusinya di ajang Liga Inggris melawan Fulham akhir pekan lalu.
Dengan bursa transfer yang tinggal hitungan hari, harapan untuk melakukan perbaikan besar terasa tipis. Kebutuhan akan gelandang box-to-box dan kiper berpengalaman mendesak, tetapi tak ada jaminan manajemen akan bergerak cepat.
Di sisi lain, United juga terjebak dalam dilema. Setelah satu dekade berganti manajer setiap dua-tiga tahun, ada keinginan untuk bersabar dengan Amorim. Namun kesabaran itu mulai diuji. Nyanyian You’re getting sacked in the morning dari suporter Grimsby mungkin berlebihan, tetapi tak bisa menutupi kenyataan pada posisi Amorim yang kini rapuh.
Kekalahan di Blundell Park mungkin akan dikenang sebagai titik terendah dari yang paling rendah dalam sejarah modern Manchester United. Tetapi sejarah juga menunjukkan, di klub sebesar itu, situasi yang lebih buruk selalu mungkin terjadi.
Amorim datang dengan reputasi menjanjikan, tetapi kini ia justru terjebak dalam badai yang semakin pekat. Jika tak segera melakukan koreksi, bukan hanya mimpinya yang berakhir di Old Trafford, melainkan juga musim United yang kembali tergelincir dalam lingkaran krisis.
Untuk United, inilah tamparan keras yang bisa menjadi titik balik, atau sekadar bab lain dalam kisah panjang keterpurukan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Kebun Bunga Lor JEC Jadi Destinasi Wisata Baru di Banguntapan Bantul
Advertisement
Berita Populer
- Kendala Dana Bikin Kulonprogo Selalu Sulit Bersaing di Porda DIY
- Ini Cara Polisi Ungkap Operator Judi Online yang Dikelabuhi di Bantul
- Kota Jogja Pastikan Tidak Menaikkan Pajak
- Pemkab Sleman Akan Hapus Denda PBB P2 Periode 2013-2025
- Jadwal DAMRI di Jogja ke Bandara YIA Hari Ini, Kamis 28 Agustus 2025
Advertisement
Advertisement