Advertisement
Laga PSIM Jogja Sepi Penonton, Ini Pesan Van Gastel untuk Suporter
Suporter sepak bola. / Ilustrasi Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Dua laga kandang terakhir PSIM Jogja di Super League 2025/2026 tidak banyak dihadiri penonton. Tiket yang terjual dalam laga melawan Dewa United dan Persik Kediri tersebut bahkan terjual kurang dari 50 persen dari kuota sekitar 8.000 penonton di Stadion Sultan Agung Bantul.
Media Officer PSIM, Irza Triamanda, menyebutkan laga kandang melawan Dewa United pada Rabu (22/10/2025) hanya terjual sebanyak 3.801 tiket. Sementara itu, laga kandang terakhir menghadapi Persik Kediri pada Jumat (31/10/2025) hanya terjual 3.823 tiket.
Advertisement
Pelatih PSIM, Jean-Paul Van Gastel, turut berkomentar tentang minimnya jumlah suporter pada dua laga terakhir. Menurutnya, penyebab sepinya penonton adalah pertandingan yang digelar tengah pekan.
“Saya pikir dua pertandingan terakhir digelar di tengah pekan. Jadi orang-orang sedang bekerja, jadi saya bisa memahami jika bekerja maka tidak bisa menghadiri pertandingan,” kata Van Gastel usai memimpin sesi latihan di Stadion Mandala Krida, Jogja, Kamis (13/11/2025).
Van Gastel berharap laga kandang selanjutnya menghadapi Bhayangkara FC dapat dihadiri lebih banyak penonton. Terlebih, laga nanti akan digelar akhir pekan pada Sabtu (22/11/2025) sore.
“Harapan saya pertandingan selanjutnya yang digelar saat akhir pekan, bisa ada lebih banyak suporter. Selalu menyenangkan bermain di hadapan banyak fans, membuat atmosfer sangat bagus untuk bermain,” kata pelatih asal Belanda itu.
Ia pun mengenang masa ketika masih menjadi pemain, di mana ia menyukai pertandingan dengan penonton yang memenuhi stadion.
“Saat saya masih menjadi pemain, saya suka ketika stadion penuh. Ada kebahagiaan di tribun. Jadi semangat itu menular kepada tim,” kenangnya.
Terkait dengan Bhayangkara FC yang sama-sama berstatus tim promosi, Van Gastel menilai semua lawan di liga memiliki tingkat kesulitan yang setara. Ia menegaskan pertandingan mendatang tetap membutuhkan kerja keras karena tidak ada laga yang benar-benar mudah di kompetisi tersebut.
“Bagi saya (melawan Bhayangkara) sama seperti pertandingan lain, tidak ada perbedaan. Tim promosi atau juara sama saja, bagi saya setiap pertandingan sama,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Modus Visa Terbongkar, 14 WNA China Jadi Buruh di Jakarta
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement




