Advertisement
Leicester Musim Ini Lebih Baik daripada Leicester yang Menjuarai Liga Inggris
Jamie Vardy (kanan) dan James Maddison. - Reuters/Carl Recine
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Leicester City melesat pada Liga Premier Inggris musim ini. Setelah menghabisi Newcastle United dengan skor 5-0 dan menghancurkan Southampton dengan skor 9-0, Ben Chilwell dkk. membuat persaingan papan atas kian panas setelah menggilas Arsenal dua gol tanpa balas.
Tak diperhitungkan di awal musim, tim asuhan Brendan Rodgers ini justru sukses merangsek ke peringkat kedua hingga Minggu (10/11/2019) malam dengan 26 poin dari 12 pertandingan. Kemenangan beruntun di empat laga terakhir membuat Si Rubah, julukan Leicester, berpotensi besar menggoyang kemapanan para tim Big Six.
Advertisement
Tiga tahun silam, tepatnya musim 2015/2016, Leicester di bawah asuhan Claudio Ranieri justru keluar sebagai juara.
Leicester City sempat membuat sensasi besar dengan menjuarai Liga Premier musim 2015/2016. Pasukan Claudio Ranieri saat itu unggul hingga 10 poin dari Arsenal yang finis di posisi kedua. Musim ini Si Rubah berpotensi kembali memberi kejutan setelah mampu mengumpulkan 26 poin hanya dari 12 pertandingan. Jumlah itu bahkan lebih banyak ketimbang poin yang mereka kumpulkan di periode yang sama saat keluar sebagai juara tiga musim silam.
Bukan tak mungkin pencapaian fenomenal itu bakal terulang apabila mereka konsisten menjaga performa hingga akhir musim.
Apalagi Leicester memiliki sosok Brendan Rodgers yang menjadi otak melejitnya performa tim. Disinggung peluang menjadi pesaing Liverpool dan City meraih gelar juara, Rodgers memilih merendah. Manajer Irlandia Utara itu cuma ingin konsisten.
“Pekerjaan kami untuk lebih meningkatkan diri dan lebih baik lagi. Fokus saya pada diri kami sendiri,” kata Rodgers dilansir Leicester Mercury.
Hingga kini Leicester masih menjadi tim dengan catatan kebobolan paling sedikit yakni delapan gol dalam 12 pertandingan. Schmeichel sudah membukukan lima clean sheet, sama dengan catatan kiper Manchester City, Ederson.
Ada perbedaan mendasar antara permainan Leicester saat ini dengan ketika juara tiga tahun silam. Meski sama-sama mencatat performa bagus, musim ini Leicester lebih agresif dan percaya diri dengan penguasaan bola mencapai 58% di setiap laga.
Bandingkan dengan Leicester masa Ranieri yang hanya mencatatkan penguasaan bola sekitar 42% yang identik dengan pendekatan defensif. Musim ini Si Rubah sudah mencetak 29 gol, lebih banyak enam gol ketimbang tim juara di 2015/2016. Dengan kekuatan yang lebih komplet, akankah Leicester menjadi lebih dari sekadar pengganggu kemapanan?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Rumah Roboh di Pecinan Semarang, Anak Selamat Tertimbun Reruntuhan
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Polisi Tangkap Sindikat Penipuan Jual Beli Mobil STNK-BPKB Palsu
- Pijat Plus dan Warung Miras Oplosan di Bantul Digrebek Petugas
- Siswa SMP Kulonprogo Terjerat Judol dan Pinjol Kini Sekolah Daring
- Eks Bupati Sleman Ditahan Terkait Dugaan Korupsi Dana Hibah Pariwisata
- TKD Berkurang, Anggaran Kunker DPRD Gunungkidul Dipangkas Rp14 Miliar
Advertisement
Advertisement



