Advertisement

Bagnaia Ikhlas Kehabisan Bensin di Kualifikasi MotoGP Valencia

Jumali
Minggu, 16 November 2025 - 18:37 WIB
Jumali
Bagnaia Ikhlas Kehabisan Bensin di Kualifikasi MotoGP Valencia Francesco Bagnaia - Reuters/ John Nazca

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Francesco Bagnaia merespons secara dewasa insiden kehabisan bahan bakar di kualifikasi MotoGP Valencia 2025 dan siap menghadapi tantangan start dari P16.

Pembalap Ducati Lenovo, Francesco Bagnaia, harus menghadapi nasib sial pada sesi Kualifikasi MotoGP Valencia 2025. Motornya kehabisan bahan bakar di tengah sesi, yang berakibat langsung pada kegagalannya untuk lolos dari Kualifikasi 1 (Q1).

Advertisement

Akibat insiden ini, "Pecco" – panggilan akrab Bagnaia – terpaksa harus memulai balapan dari posisi yang sulit, yaitu grid ke-16.

Yang mengejutkan, Bagnaia tidak menunjukkan kekecewaan atau menyalahkan timnya atas kesalahan perhitungan teknis tersebut. Sebaliknya, ia merespons dengan lapang dada dan kebijaksanaan yang mencerminkan mental seorang juara.

“Tahun lalu saya crash di Barcelona saat saya sedang memimpin, dan saya membuat tim kehilangan gelar juara dunia. Jadi, semua orang bisa membuat kesalahan—kesalahan saya bahkan lebih buruk,” ujar Bagnaia, seperti dikutip dari Crash.

Ia menambahkan, “Di kualifikasi, saya memulai dengan tidak fantastis tetapi pada percobaan kedua saya kehabisan bahan bakar. Jadi, ini sesuatu yang bisa terjadi karena semua orang bisa membuat kesalahan: saya membuat kesalahan, tim juga bisa membuat kesalahan, itu normal, itu bagian dari pekerjaan. Jadi, hal seperti ini bisa saja terjadi.”

Bagnaia mengakui bahwa insiden ini terasa lebih berat karena situasi musim yang sudah penuh tantangan. “Pada momen seperti ini, semuanya terlihat lebih buruk karena situasi dan musim ini memang sudah cukup berat, jadi tampak lebih buruk, tetapi ya beginilah adanya,” lanjutnya.

Bagnaia secara realistis mengakui bahwa start dari posisi 16 akan menjadi tantangan yang sangat besar, terutama di Sirkuit Ricardo Tormo yang dikenal sulit untuk menyalip.

“Kemudian, start dari posisi 16 di trek seperti ini yang sulit menyalip—jika Anda ingin menyalip, Anda akan crash atau bersenggolan, jadi sangat sulit,” sambung Bagnaia.

Kekhawatirannya terbukti dalam balapan sprint sehari sebelumnya, di mana ia hanya finis di posisi 14. Ia menjelaskan bahwa untuk bisa naik posisi, seorang pembalap harus memiliki kecepatan yang jauh lebih unggul.

“Anda harus jauh lebih kuat dan lebih cepat dari para pembalap di depan, dan jika Anda melihat kecepatannya, saya punya pace yang mirip Fabio (Quartararo) yang finis ketujuh. Jadi sulit membayangkan hasil yang berbeda jika Anda tidak jauh lebih cepat daripada pembalap di depan,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

Ribuan Warga Filipina Gelar Demo Besar Tuntut Transparansi

Ribuan Warga Filipina Gelar Demo Besar Tuntut Transparansi

News
| Minggu, 16 November 2025, 20:27 WIB

Advertisement

Tips Menikmati Solo Traveling Agar Tetap Seru

Tips Menikmati Solo Traveling Agar Tetap Seru

Wisata
| Sabtu, 15 November 2025, 17:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement