Advertisement

Jadi Venue Final Piala Dunia 2022, Intip Kecanggihan Stadion Lusail

Taufan Bara Mukti
Minggu, 18 Desember 2022 - 22:47 WIB
Arief Junianto
Jadi Venue Final Piala Dunia 2022, Intip Kecanggihan Stadion Lusail Stadion Lusail. - FIFA

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA — Laga final Piala Dunia 2022 antara Argentina Vs Prancis akan digelar malam ini, Minggu (18/12/2022) di Stadion Lusail, Qatar.

Lusail Iconic Stadium atau Stadion Lusail menjadi tempat saksi sejarah serta menantikan apakah Argentina atau Prancis yang akan memenangkan final Piala Dunia 2022.

Advertisement

Stadion Lusail tergolong yang terbesar dan termegah di Qatar. Stadion ini berada sekitar 20 kilometer di utara Doha yang diresmikan pada 9 September 2022. Sejak 2014, proses perencanaan untuk membangun stadion ini sudah dimulai.

Mengutip The Peninsula Qatar, konstruksi stadion ini sudah dimulai pada 11 April 2017. Penyelesaian stadion sempat mengalami penundaan hingga ini kemudian menjadi tuan rumah 10 pertandingan termasuk final Piala Dunia 2022, seperti dilansir Dezeen.

BACA JUGA: Argentina vs Prancis: Skor Mungkin Berakhir 2-1

Stadion Lusail pertama kali dibuka untuk umum pada 9 September 2022. Biaya $10 miliar dolar Amerika atau setara Rp156 triliun dihabiskan untuk biaya infrastruktur stadion.

Stadion Lusail./FIFA

Profil Stadion Lusail Qatar

Qatar menghabiskan hampir US$500 juta atau Rp7 triliun setiap pekan untuk proyek infrastruktur besar menjadi tuan rumah Piala Dunia. Desain Stadion Lusail terinspirasi interaksi cahaya dan bayangan yang menjadi ciri khas lentera fanart.

Bentuk dan fasad stadion pun memiliki dekorasi dengan karakteristik ciri khas zaman keemasan seni dan keahlian di dunia Arab. Stadion Lusail Qatar menggunakan tenaga surya yang diklaim tidak meninggalkan jejak karbon sekaligus praktik bangunan berkelanjutan. Qatar juga menerapkan langkah daur ulang air limbah sehingga udara tetap segar dan sejuk.

Stadion Lusail terbuat dari polytetrafluoroethylene (PTFE), atapnya melindungi dari angin hangat, mencegah debu dan memungkinkan masuknya cahaya yang cukup untuk rumput lapangan tumbuh. Konstruksi itu dibangun untuk keteduhan mengurangi beban teknologi pendinginan stadion, seperti dikutip Arab News.

Tak heran, stadion Lusail mendapat bintang lima pada September 2022 atas desain dan konstruksinya dari Global Sustainability Assessment System.

Stadion dengan kapasitas 88.966 kursi penonton ini pun mudah diakses karena letaknya di tengah kota. Para penonton bisa pergi ke stadion menggunakan Doha Metro dan tiba di Stasiun Lusail QNB. Dari situ, penonton bisa jalan kaki untuk sampai ke Stadion Lusail.

Pembangunan stadion Lusail

Sebelum ada stadion dengan kapasitas terbesar di Qatar tersebut, kota Lusail adalah gurun tandus yang sepi. Pada 2005, pemerintah setempat telah memiliki rencana untuk pengembangan kota dan akhirnya dipercepat setelah Qatar terpilih menjadi tuan rumah Piala Dunia pada 2017.

Dengan kekayaan Qatar, Lusail dibangun dengan biaya sekitar US$45 miliar atau sekitar Rp675 triliun. Kota itu pun segera menjadi kota padat penduduk dan ramah pejalan kaki.

Transportasi di sana pun dibangun dan menghubungkan Lusail dengan kereta metro baru Doha dan kereta api cepat.

Stadion ini dibagun oleh arsitek Foster dengan Manica Arsitektur. Dengan kontraktor HBK Kontraktor, China Railway dan Construction Corporation. Pembangunan stadion dimulai pada 11 April 2017 dan selesai pada April 2021.

Peresmian baru terjadi pada 23 November 2021. Pembangunan stadion ini menggunakan daur ulang air limbah sehingga menghemat air sekitar 40 persen lebih banyak daripada pembangunan stadion lainnya.

Keunikan Stadion Lusail

Menurut laman FIFA, desain stadion Lusail terinspirasi oleh interaksi cahaya dan bayangan yang menjadi ciri khas lentera 'fanar'. Bentuk dan fasad Lusail menggemakan motif dekoratif yang rumit pada mangkuk dan bejana, yang menjadi ciri khas zaman keemasan seni dan keahlian di dunia Arab dan Islam.

Desainnya mencerminkan mangkuk buatan tangan yang ditemukan di seluruh dunia Arab dan Islam selama kebangkitan peradaban. Dengan berlalunya waktu, eksterior emas mereplikasi kerajinan logam tua dengan karakter budaya.

Qatar juga menerapkan pembangunan berkelanjutan di dalamnya. Air daur ulang digunakan untuk mengairi tanaman di sekitar stadion. Ada perlengkapan hemat air dan sistem deteksi kebocoran. Bangunan stadion itu bisa menghemat 40% lebih banyak air daripada pembangunan stadion konvensional.

Stadion juga dibangun dengan bahan canggih yang disebut yang mampu melindungi stadion dari angin hangat, mencegah debu dan memungkinkan cahaya yang cukup untuk lapangan tumbuh sambil memberikan keteduhan untuk mengurangi beban AC stadion. Stadion Lusail telah menerima peringkat bintang 5 dari Sistem Penilaian Keberlanjutan Global.

Stadion Lusail juga memiliki ruang komunitas sekolah, toko, kafe, fasilitas olahraga dan klinik kesehatan. Tingkat atas dapat digunakan kembali menjadi teras luar ruangan untuk rumah baru dan lapangan sepak bola komunitas yang berpotensi dibangun di dalam lokasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Seorang DPO Kasus Korupsi Pembangunan Pasar Rakyat Ditangkap di Papua

News
| Sabtu, 20 April 2024, 09:27 WIB

Advertisement

alt

Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Jum'at, 19 April 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement